Minggu, 04 Mei 2014

punya blog? punya
1.Mekkah 2.Paris 3.Seoul 4.New York? paris
suka liat orang yang pinter main alat musik apa? gitar
pernah kepikiran untuk selingkuh? tidak
belajar di meja belajar / depan tv?:)) depan tv
di Sekolah pernah belajar alat musik apa aja? angklung, gitar, goong, semar 1 dan 2
aktif ngeblog? kadang
pernah nulis puisi / cerpen / novel? cerpen
Biologi / math? math
marching band / pramuka / pmr / sispala / osis? PMR
dimas anggara / azof rangga / Stefan William? bang dimas, dan kak azof
di baju osismu ada lambang ekskul apa aja? PMR
di Rumahmu ada alat musik apa aja? gitar, suling/recorder
gelii banget sama binatang apa? cacing ulat
jadi ketua kelompok / anggota / .... ? sekretaris dan bendahara
pacaran sama kakak kelas / sebaya / adek kelas? kakak kelas
benci asap rokok / biasa aja ? benci
TIK / Olahraga / Seni Budaya? TIK
paling suka liat dia pas senyum / diam?:)) senyum
karate or basket? basket
suka liat cowok pake motor a.gede b.vespa c.matic d. ..? gede
jarak rumahmu ke Sekolah kira2 berapa km? 10 km

Masjid Sekolah

Rindu, saat bunyi bel, pergi ke masjid untuk shalat.
Rindu, tempat yang membuat hati nyaman dan sejuk.
Rindu, tempat curhat.
Rindu, tempat menunggu hujan reda.
Rindu, tempat beristirahat.
Rindu, tempat menunggu waktu les.
Rindu, tempat setianya pertemanan.
dan terakhir Rindu tempat bertemunya kita.

Selasa, 29 April 2014

fact dimas anggara

Dimas Anggara Moeharyoso
Aslinya bang dimas, orangnya kaku, pemalu.
Mobil idamannya mini kuper, tidak suka makan mangga alasannya sama kaya orang yang gak suka bau duren katanya, baunya bikin mual.
sudah 3 kali, syuting di luar negeri.
1. di turki - ku pinang kau dengan bismillah
2. di paris - love in paris season 1
3. di paris - love in paris season 2
Negara yang ingin banget rasain untuk syuting, "kalau menurut request sendiri ingin sih di inggris, jika diberi kesempatan untuk memilih pemeran wanita pacarnya sendiri" katanya
Ayam adalah binatang pelihara pertama bang dimas. ada 26 binatang peliharaan miliknya di rumah.
ingin nambah koleksi lagi?
"banyak sih, aku pengennya hiu sama harimau"

Rabu, 23 April 2014

Aku Pergi



Aku pergi,  bukan berarti tak setia ..
aku pergi, demi untuk cita-cita ..
Maaf bila, mungkin kita harus terpisah ..
Relakanlah, mungkin ini sudah takdirnya ..
Ku tak ingin ada benci ..
Ku tak ingin ada caci ..
Yang aku ingin kita slalu baik-baik saja ..
Kenangan kita takkan ku lupa ..

Ketika kita masih bersama ..
 
Kita pernah menangis ..
Kita pernah tertawa ..
pernah bahagia bersama ..
Semua akan selalu ku ingat ..
Semua akan selalu membekas ..
Kita pernah bersatu dalam satu cinta ..
Dan kini kita harus terpisah ..
Aku pergi ..

Perwiraku


Wira, ini hanya sebatas nama panggilanmu saja.


Aku tidak berani menyebutkan namamu, karena memang sampai sekarang aku belum tahu nama lengkapmu, hanya singkatan yang aku tahu.

Maaf ya, aku sudah lancang menyukaimu.


Ku suka karena?

Entahlah, aku tidak tahu apa alasannya.

Yang aku tahu,

Aku menyukai  caramu memandang, caramu berbicara, caramu berjalan, kamu seorang aktivis di sekolah, lelaki yang baik, sopan, keren lagi. Itu menurut pandanganku ya?..


Aku bersyukur hari ini masih bisa bertemu sama kamu, meski itu dari jauh. Aku tidak tahu, apakah nanti aku masih bisa rasakan itu lagi? Karena kita akan terpisah. 


Aku akan pergi, bukan maksud tak setia. Aku pergi, demi cita-cita.


Wira, ku berpesan sama kamu. Tetap luangkan waktu shalat dzuhur pada jam istirahat ya, sering-sering pergi ke mushola jangan pernah tinggalkan shalat 5 waktunya.


Wira, aku berharap sekali. Suatu saat, aku bisa bertemu lelaki sepertimu, lelaki idamanku. Meski itu tidak mungkin kamu.


Oh ya, ada beberapa hal yang aku sukai darimu.

Aku suka, lihat kamu memakai jaket warna merah. Menandakan cinta indonesia sekali .. :) ..

Aku suka kamu memakai topi merah, terlihat ... :)... waaaaww

Aku suka, pada saat kamu memakai kopeah hitam, pak ustad mau kemana? .. :)...

Aku suka, cara berpakaianmu. Selalu terlihat rapi, meski temanku selau meledekmu kurus cungkring .. :P ..

Dan aku ... suka .. cara kamu memperlihatkan senyuman manismu, ingin sekali ku membalasnya :)



Wira, terimakasih sudah memberikan aku kesempatan untuk tahu kamu, terimakasih sudah memanggil namaku, terimakasih sudah menyapaku, terimakasih sudah membalas komentar statusmu, aku tidak akan melupakan semua itu, terimakasih :)


Sabtu, 08 Maret 2014

Moment Istimewa

Moment istimewa pertama :

     Saat aku sedang terburu-buru menuju kelas tercinta, di perbelokan koridor kita bertemu, ada kamu di depanku, sendiri, berjalan ke arahku, dengan tubuh tegakmu dan bersikap biasa. aku  yang tau itu, berusaha untuk tidak salah tingkah di depanmu. dan tibalah kita berpapasan, tanpa ada orang-orang di sekeliling kita.

Moment ke 2 :
    Saat jam istirahat, aku yang berjalan di depan rumah ke 2 ku, terdengar suara panggilan, ku menoleh dan mnecari tau siapa orang yang memanggil, setelah ku menegok ke belakang, ku lihat ada beberapa anak dan diantaranya itu ada kamu? 
"dia?" sontakku.
Untuk pertama kalinya kita mengobrol. Moment yang tidak terlupakan.

Moment ke 3:
      Saat kamu berada di kelasku, aku yang duduk di barisan ke 4, tidak lengah memperhatikan gerak-gerikmu, dan aku tau kamu lihat aku, entah aku keGRan atau tidak, kamu memberikan senyuman manis di depanku, walau aku tau itu bisa jadi bukan tertuju untukku. Tapi tak apa, aku bahagia bisa melihat kamu tersenyum terpangpang jelas di depanku.

Moment ke 4:
     Saat aku sedang berada di sebuah ruangan, secara tidak sengaja aku melihatmu berjalan melewati ruangan ini, senyum sapa ku berikan. Ku pamit pergi, ku lihat diluar terdapat kamu sedang berdiri menunggu, berharap kamu menoleh ke arahku dan bisa rasakan bahagianya aku bisa melihatmu. aku yang tau itu, berusaha untuk bersikap biasa, ku langkahkan kaki pergi meninggalkanmu. Dari kejauhan, ku menoleh ke belakang, hanya sekedar ingin tahu kamu melihatku atau tidak, tapi yang kulihat kamu duduk membelakangiku dan mengobrol dengan temanmu.

Kamis, 13 Februari 2014

Mencintai dan Dicintai siapa?

Jika kau tanya siapa yang aku cintai?
Tak ada.

Aku tidak mencintai kamu, dia, atau lainnya.
Aku hanya mengagumi sosoknya,
Yang setiap kali berjalan di depanku,
Kadang kali menoleh padaku,
Tanpa dia tau siapa aku.

Aku tau dia,
Namanya,
Kelasnya,
Facebooknya .
Hanya itu? ..

Lalu apa yang ku kagumi darinya?
Kenalan? belum .
Teman? bukan.
Sahabat? Teman juga belum .

Entah, sesuatu yang kita kagumi harus ada alasan.
Apa alasannya?
Aku ... Tidak punya alasannya .

Kagum menjadi suka,
Apa suka ini akan menjadi cinta?
Ya, aku memang menyukaimu, tanpa ada cinta, tak berharap lebih .

Jumat, 03 Januari 2014

Lulus SMA??

   Lulus SMA? yes, sebentar lagi. Tinggal beberapa bulan lagi UJIAN NASIONAL. Hadapi UN? siap. Persiapan yang dilakukan sejauh ini? Fokus belajar, semangat, optimis, dibarengi juga dengan mendekatkan diri pada Allah SWT. 
   Ok, yang jadi pertanyaan? Lulus SMA mau kemana? itu dia yang jadi permasalahan. Jadi ingat waktu di interview sama guru BP. Sudah pasti beliau menanyakan Lulus SMA mau kemana? Lulus SMA pasti kuliahlah, tapi kuliah kemana?. belum ada jawaban. Sembari menunggu nama saya di panggil, saya pun menanyakan ke teman sebangku,"mau kuliah kemana? gak tau masih bingung. Ternyata bukan saya saja yang bingung. Tak lama saya pun dipanggi. Degg .. duduk, tepat berhadapan dengan beliau. Lulus SMA mau kemana? kuliah pak. Negeri kemana? UPI/UNPAD. Ngambil jurusan? mmm tertariknya sih ke statistika, jawabku yang sedikti tau tentang statistika.
   Oh sedikit penjelasan, Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Jarang banget yg berminat ke jurusan ini. Kalau statistika itu di UNPAD dong? Iya pak. Tapi bapak perhatikan dari tempat duduk kamu, bapak liat kamu itu cocok sekali jadi guru, terlihat sosok keibuannya. Hah? Kagetku. Iya pak, sebenarnya sih keluarga dukung juga sih jd guru. "Tapi masalahnya jadi guru apa?" Suara hati. Kalau swasta kemana? Mmm mungkin ke STKIP Pak, yang deket. Oh, saran bapak sih mending ke UNPAS aja. (To the point aja, UNPAS itu lebih baik). Padahal di jelasinnya panjang. Sedikit tambahan informasi. 
      Ya, dari kecil memang bercita-cita jadi guru. Entahlah sekarang masih/tidak. Panggilan hati? Ada. Jadi Ingat, waktu itu ada tetanggaku yang datang ke rumah, teman ibuku yang datang sama anaknya yang baru kelas 1 SMP minta tolong untuk mengajarkan anaknya soal matematika, aku mau. Dengan senang hati aku membantunya. Padahal mereka tau betul, kalau aku sedang melatih soal UAS FISIKA di ruang tamu. Ku lihat soal Matematika kelas 1 SMP, kelihatannya mudah. Tapi yang bisa saya kerjakan hanya setengahnya dari 25 soal kalau tidak salah, lupa. Benar atau tidak yang saya kerjakan saya tidak tau. Lupa-lupa ingat, cara-cara yang dipelajari waktu SMP. Meski ku lihat ada soal SMA. Tapi jika saya mempelajari kembali, mungkin bisa. Kejadian itu, saya jadi berpikir apa iya cita-cita saya jadi guru?
      Ada keinginan untuk jadi guru, pikirku. Tapi jadi guru apa?? sempat terpikir saya mau jadi guru Matematika. wooow ?? karena saya suka hitung-hitungan. Tapi, apa tidak beresiko karena saya tidak begitu pintar. 

Rabu, 01 Januari 2014

Good bye ..


            Hatiku memang pernah berharap, akan kenyataan manis. Namun semuanya semu. Tak semanis yang kuharapkan. Awalnya memang indah, tapi mengapa akhirnya tak seindah seperti yang kurasakan di awal.
Kubiarkan waktu berlalu. Sempat terpikir bahwa ku harus melupakannya. Melupakan akan persaanku padamu. Semua telah ku coba, namun tak semudah yang ku bayangkan. Nihil hasil yang kudapatkan...
Sebab, melupakanmu adalah suatu yang tak mudah, suatu yang membutuhkan proses, yang harus melewati tahap-tahap rintangan. Yang kala akan menyakiti hatiku sendiri.
Aku membencimu!!!
Kau dengar?
Aku membencimu!!! 
Ya, aku membencimu. Membenci tiap hangatmu padaku. Kamu yang selalu bisa buatku tersenyum oleh gurauan mu. Seharusnya aku tak sesenang itu, karena kamu mungkin melakukannya tanpa perasaan padaku. Aku salah paham oleh kebaikanmu. Begitu bodohnya aku? .
Selalu ku berharap  Andai kau tau, hatiku terluka dengan keadaan ini. Kamu yang kusayangi, ku cintai, tak pernah ingin membalasnya.  Ya, walaupun kau tak tau bahwa kutitipkan hatiku padamu. Kamu tak salah? aku yang salah. kamu yang tak pernah tau akan rasaku padamu, bukan salah mu jika seenaknya kau goyahkan pertahananku, hingga akhirnya aku tersakiti.
Setiap kali, setiap waktu. Sering kali aku melihatmu dengannya. Melihatmu menggenggam jemarinya. Melihatmu tertawa lepas disampingnya. Aku selalu berusaha menganggap semua  akan baik-baik saja.
Sempat terpikir, bisakah aku melupakanmu? Bisakah aku menghapus rasa ini? Bisakah aku mengikhlaskanmu bersamanya?.
Sadarnya aku, ketika ku melihatmu dengannya. sadarnya aku, ketika hatimu hanya tertulis namanya. Sadarnya aku, hingga akhirnya aku bisa mengikhlaskanmu bersamanya.

Ku ikhlaskan kau bersamanya
Meski bukan sesuatu yang mudah
Ku putuskan untuk memilih mundur
Karena Hati,
sudah tak tau harus bagaimana lagi.

Mulutku mulai diam saat bergurau denganmu, hanya untaian senyum yang kepersembahkan padamu. Tapi ingatlah, otakku tak pernah diam untuk memikirkanmu.
Dalam diamku, lamunanku masih tersirat bayangmu, senyummu, candamu. Tapi Semua kini berbeda. Tiada lagi senyuman yang selalu menyapaku. Tiada  lagi candamu, jailmu, yang  selalu buatku jengkel. Semua berubah, semenjak kau dengannya. sikapmu menjadi dingin padaku. Tak sehangat dulu yang kurasakan. Apa itu hanya perasaanku saja? Atau memang benar begitu.
Pagiku  tak secerah dulu, senjaku tak sehangat dulu. Hari-hariku tak lagi berwarna. Aku kehilangan semua itu. Adakah seseorang yang bisa mengembalikanku seperti itu?
Kuabaikan semua yang berhubungan denganmu. Termasuk dengan perasaanku. Ya, sedikit demi sedikit rasa yang kumiliki mulai menghilang. Ku ikhlaskan kamu bersamanya adalah caraku yang tepat untuk melupakanmu. Awalnya memang cukup berat untuk menjalaninya. Tapi setelah ku mencoba hingga akhirnya aku mampu, mampu untuk menghapus perasaanku untukmu.
Seperti menghembus udara segar di pegunungan. Sejuk terasa, nyaman dihati. Akhirnya ku bisa menghapus rasaku padamu. Tak ada rasa yang menjanggal dihati lagi.
Good bye … by N.Sri Indrianti