Jumat, 03 Januari 2014

Lulus SMA??

   Lulus SMA? yes, sebentar lagi. Tinggal beberapa bulan lagi UJIAN NASIONAL. Hadapi UN? siap. Persiapan yang dilakukan sejauh ini? Fokus belajar, semangat, optimis, dibarengi juga dengan mendekatkan diri pada Allah SWT. 
   Ok, yang jadi pertanyaan? Lulus SMA mau kemana? itu dia yang jadi permasalahan. Jadi ingat waktu di interview sama guru BP. Sudah pasti beliau menanyakan Lulus SMA mau kemana? Lulus SMA pasti kuliahlah, tapi kuliah kemana?. belum ada jawaban. Sembari menunggu nama saya di panggil, saya pun menanyakan ke teman sebangku,"mau kuliah kemana? gak tau masih bingung. Ternyata bukan saya saja yang bingung. Tak lama saya pun dipanggi. Degg .. duduk, tepat berhadapan dengan beliau. Lulus SMA mau kemana? kuliah pak. Negeri kemana? UPI/UNPAD. Ngambil jurusan? mmm tertariknya sih ke statistika, jawabku yang sedikti tau tentang statistika.
   Oh sedikit penjelasan, Statistika adalah ilmu yang mempelajari bagaimana merencanakan, mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasi, dan mempresentasikan data. Jarang banget yg berminat ke jurusan ini. Kalau statistika itu di UNPAD dong? Iya pak. Tapi bapak perhatikan dari tempat duduk kamu, bapak liat kamu itu cocok sekali jadi guru, terlihat sosok keibuannya. Hah? Kagetku. Iya pak, sebenarnya sih keluarga dukung juga sih jd guru. "Tapi masalahnya jadi guru apa?" Suara hati. Kalau swasta kemana? Mmm mungkin ke STKIP Pak, yang deket. Oh, saran bapak sih mending ke UNPAS aja. (To the point aja, UNPAS itu lebih baik). Padahal di jelasinnya panjang. Sedikit tambahan informasi. 
      Ya, dari kecil memang bercita-cita jadi guru. Entahlah sekarang masih/tidak. Panggilan hati? Ada. Jadi Ingat, waktu itu ada tetanggaku yang datang ke rumah, teman ibuku yang datang sama anaknya yang baru kelas 1 SMP minta tolong untuk mengajarkan anaknya soal matematika, aku mau. Dengan senang hati aku membantunya. Padahal mereka tau betul, kalau aku sedang melatih soal UAS FISIKA di ruang tamu. Ku lihat soal Matematika kelas 1 SMP, kelihatannya mudah. Tapi yang bisa saya kerjakan hanya setengahnya dari 25 soal kalau tidak salah, lupa. Benar atau tidak yang saya kerjakan saya tidak tau. Lupa-lupa ingat, cara-cara yang dipelajari waktu SMP. Meski ku lihat ada soal SMA. Tapi jika saya mempelajari kembali, mungkin bisa. Kejadian itu, saya jadi berpikir apa iya cita-cita saya jadi guru?
      Ada keinginan untuk jadi guru, pikirku. Tapi jadi guru apa?? sempat terpikir saya mau jadi guru Matematika. wooow ?? karena saya suka hitung-hitungan. Tapi, apa tidak beresiko karena saya tidak begitu pintar. 

Rabu, 01 Januari 2014

Good bye ..


            Hatiku memang pernah berharap, akan kenyataan manis. Namun semuanya semu. Tak semanis yang kuharapkan. Awalnya memang indah, tapi mengapa akhirnya tak seindah seperti yang kurasakan di awal.
Kubiarkan waktu berlalu. Sempat terpikir bahwa ku harus melupakannya. Melupakan akan persaanku padamu. Semua telah ku coba, namun tak semudah yang ku bayangkan. Nihil hasil yang kudapatkan...
Sebab, melupakanmu adalah suatu yang tak mudah, suatu yang membutuhkan proses, yang harus melewati tahap-tahap rintangan. Yang kala akan menyakiti hatiku sendiri.
Aku membencimu!!!
Kau dengar?
Aku membencimu!!! 
Ya, aku membencimu. Membenci tiap hangatmu padaku. Kamu yang selalu bisa buatku tersenyum oleh gurauan mu. Seharusnya aku tak sesenang itu, karena kamu mungkin melakukannya tanpa perasaan padaku. Aku salah paham oleh kebaikanmu. Begitu bodohnya aku? .
Selalu ku berharap  Andai kau tau, hatiku terluka dengan keadaan ini. Kamu yang kusayangi, ku cintai, tak pernah ingin membalasnya.  Ya, walaupun kau tak tau bahwa kutitipkan hatiku padamu. Kamu tak salah? aku yang salah. kamu yang tak pernah tau akan rasaku padamu, bukan salah mu jika seenaknya kau goyahkan pertahananku, hingga akhirnya aku tersakiti.
Setiap kali, setiap waktu. Sering kali aku melihatmu dengannya. Melihatmu menggenggam jemarinya. Melihatmu tertawa lepas disampingnya. Aku selalu berusaha menganggap semua  akan baik-baik saja.
Sempat terpikir, bisakah aku melupakanmu? Bisakah aku menghapus rasa ini? Bisakah aku mengikhlaskanmu bersamanya?.
Sadarnya aku, ketika ku melihatmu dengannya. sadarnya aku, ketika hatimu hanya tertulis namanya. Sadarnya aku, hingga akhirnya aku bisa mengikhlaskanmu bersamanya.

Ku ikhlaskan kau bersamanya
Meski bukan sesuatu yang mudah
Ku putuskan untuk memilih mundur
Karena Hati,
sudah tak tau harus bagaimana lagi.

Mulutku mulai diam saat bergurau denganmu, hanya untaian senyum yang kepersembahkan padamu. Tapi ingatlah, otakku tak pernah diam untuk memikirkanmu.
Dalam diamku, lamunanku masih tersirat bayangmu, senyummu, candamu. Tapi Semua kini berbeda. Tiada lagi senyuman yang selalu menyapaku. Tiada  lagi candamu, jailmu, yang  selalu buatku jengkel. Semua berubah, semenjak kau dengannya. sikapmu menjadi dingin padaku. Tak sehangat dulu yang kurasakan. Apa itu hanya perasaanku saja? Atau memang benar begitu.
Pagiku  tak secerah dulu, senjaku tak sehangat dulu. Hari-hariku tak lagi berwarna. Aku kehilangan semua itu. Adakah seseorang yang bisa mengembalikanku seperti itu?
Kuabaikan semua yang berhubungan denganmu. Termasuk dengan perasaanku. Ya, sedikit demi sedikit rasa yang kumiliki mulai menghilang. Ku ikhlaskan kamu bersamanya adalah caraku yang tepat untuk melupakanmu. Awalnya memang cukup berat untuk menjalaninya. Tapi setelah ku mencoba hingga akhirnya aku mampu, mampu untuk menghapus perasaanku untukmu.
Seperti menghembus udara segar di pegunungan. Sejuk terasa, nyaman dihati. Akhirnya ku bisa menghapus rasaku padamu. Tak ada rasa yang menjanggal dihati lagi.
Good bye … by N.Sri Indrianti